infokomgpdi.com, Best Western Kemayoran Jakarta Hotel
SERBA SERBI RAKOR MP & MPR
Berikut ini beberapa pernyataan Pdt. H S Gultom Ketua MPR menjawab dan menanggapi pertanyaan dan harapan dari beberapa peserta rapat koordinasi MP dan MPR di Best Western Kemayoran Jakarta Hotel.
Pdt. H S Gultom tidak ada kaitan dengan demo
Menjawab pertanyaan Pdt. Dr. Robert Longkutoy mengenai dugaan keterlibatan Ketua MPR sebagaimana disampaikan oleh MT pada orasi demo di Sentra GPdI yang menuntut mundur Ketua Umum MP dan membubarkan kabinet MP atas pesan Ketua dan Sekretaris MPR, Pdt. Gultom menjawab; demi Tuhan, Tuhan ada di sini. Saya tidak tahu menahu soal demo itu. Bahwa pernyataan MT pada demo itu di forward melalui WA ke saya. Itu. Tetapi jika dicari siapa yang bertanggung jawab atas akibat demo tersebut saya rela mengambil tanggung jawab. Ketika Pdt. Longkutoy mencoba menanyakan langkah-langkah apa yang akan MPR lakukan pada dugaan tindak pencemaran nama baik MPR GPdI karena sesuai klarifikasi Pdt. Gultom, MT, Kaluas cs dapat diduga telah mencatut nama tanpa ijin, pendeta Gultom menjawab dengan pemikiran yang berbeda dengan balas bertanya; adakah bulu pak Longkutoy yang jatuh terlepas karena ulah kelompok yang berdemo ? Bahasa khias khas Gultom sesaat ditimpali secara bergurau oleh audiens “bulu apa ini ?’ yang mengundang gelak tawa peserta rapat.
Ketua MPR agar tegas kepada ST untuk berhenti memprovokasi di medsos
Sekali lagi Pdt. D G Memah menyatakan rasa sesal dan prihatin pada sikap ST sekretaris MPR yang masih status skorsing. Dalam pengamatan om Memah bahkan sesudah menyampaikan langsung pada rapat MP dan MPR sebelumnya ketika yang bersangkutan juga hadir mendengar, ST ternyata tidak berubah. Masih melemparkan bola liar pernyataan-pernyataan tendensius dan provokatif di medsos. Anggota MPR Gembala Jemaat GPdI Tabanan Bali ini kemudian menyampaikan harapan kepada Ketua MPR agar menegaskan kepada ST untuk menghentikan semua ini. Menanggapi harapan Pdt. D G Memah Ketua MPR berjanji akan bicara dengan ST dan berharap semoga ST mau mendengar.
Ketua MPR akan mempertimbangkan; menarik keterangan saksi pada gugatan Hengky Tohea
Sekretaris Umum MP Pdt. Dr. Elim Simamora, M.Th juga meminta komfirmasi dari Pdt. H S Gultom mengenai tujuan pak Gultom dalam status sebagai saksi bersama ST dalam gugatan Hengky Tohea yang sebenarnya sudah coba dimediasi unsur POLRI yang menyarankan untuk damai namun pak Gultom dan ST sepakat dengan Hengky Tohea menolak usul damai dan lanjut berperkara. Untuk yang satu ini pak Gultom lebih dulu berkisah sebelum menjawab dan menentukan sikap selanjutnya. Bahwa pada Ketika itulah Pdt. Gultom merasa seperti sudah tidak dianggap oleh pak Ketum karena di bell tidak diangkat, di WA juga tidak dibalas. Beliau mengaku sedikit terbawa perasaan. Bapak Ketua Umum MP yang duduk persis di sebelah pak Gultom menyimak dengan serius. Tapi dalam kaitan gugatan saudara Tohea itu saya hanyalah saksi terakhir. Hanya memberikan keterangan bahwa saya menyaksikan perihal yang digugat oleh Hengky Tohea. Menanggapi pernyataan ini Pdt. Dr. Wempi Kumendong, M.H mengingatkan pasal dalam AD/ART dapat dijadikan acuan untuk menduga Ketua MPR melakukan pelanggaran konstitusi terlebih lagi jika kasus yang sedang bergulir (penyelidikan) berlanjut pada tingkat penyidikan. Mendengar penjelasan pak Kumendong dan harapan MP yang juga dipertegas oleh Bendahara Umum MP Pdt. Brando Lumataw, S.Th untuk mencabut keterangan kesaksian pada gugatan Hengky Tohea, Pdt. H S Gultom berjanji akan mempertimbangkan permintaan tersebut.
Pak Gultom minta MUSDA Istimewa GPdI Sumatera Selatan
Pada sessi lain dalam rapat koordinasi ini Pdt. H S Gultom juga menyampaikan permintaan untuk MP mempertimbangkan MUSDA Istimewa MD Sumatera Selatan. Dengan calon ketua MD; hanya yang memenuhi syarat sesuai AD/ART. Menanggapi permintaan ini Ketua Umum MP kemudian memberi kesempatan kepada utusan MP pada Musda pertama yang deadlock maupun Musda ulang yang memilih secara aklamasi Pdt. Daniel Enggar debagai Ketua MD Sumatera Selatan yang baru. Pdt. Efrayim da Costa dan Pdt. Hari Mulyono yang ditugaskan ke Sumsel melaporkan bahwa mayoritas gembala di Sumatera Selatan hanya menginginkan Pdt. Daniel. Jika Pdt. Daniel Enggar tidak diloloskan sebagai calon ketua, mereka akan walk out. Itu berarti Musda quorum/sah karena jumlah peserta tidak mencapai jumlah 50 persen plus 1 dari total jumlah gembala Sumatera Selatan. Demikian kondisi Musda Sumatera Selatan yang pertama yang dihadiri Pdt. Efrayim da Costa, dan Musda ulang yang dihadiri oleh Pdt. Hari Mulyono. Saat diandaikan pada Musda Istimewa yang pak Gultom usulkan kehadiran gembala/peserta tidak sampai 50 persen plus 1, Pdt. H S Gultom berkeyakinan sebaliknya. Gembala-gembala akan hadir. Hingga berita ini diturunkan infokomgpdi.com belum menerima khabar kepastian diselenggarakannya Musda Istimewa Sumatera Selatan. Mengakhiri permohonan khusus Musda Istimewa Sumatera Selatan pak Gultom menegaskan permohonan ini jangan dimaknai sebagai bargaining saya.
GPdI harus berbenah diri dengan mulai belajar SIAP KALAH
Hal ini dikemukakan oleh sala seorang Bendahara MP Pdt. Hendrik Runtukahu. Gembala GPdI Jl. Rajawali 92 Surabaya mantan Bendahara Umum MP 3 periode berturut ini mengamati fenomena berkembang yang memperlihatkan fakta kurang baik karena telah jauh meninggalkan persaudaraan sejati keunggulan GPdI di masa lampau. Di banyak daerah di Indonesia dan juga di manca negara muncul kelompok-kelompok baru yang dibentuk oleh orang-orang yang tidak mengakui hasil Musda dan Mubes. Tidak siap kalah, tidak sportif dan cenderung mencari-cari salah orang untuk pembenaran diri. Sudah bukan rahasia umum lagi, setelah gagal memenangkan pemilihan, menolak hasil, menuduh curang, membuat kelompok oposisi, tidak mendukung pemimpin dan program kerjanya. Sampai kapan GPdI akan seperti ini ? Pak Runtukahu mencontohkan kondisi GPdI di USA hari ini. Di daerah pelayanan Ketua MD Pdt. Polke Koyongian, ada kelompok Pdt. Ticoalu yang tidak siap menerima terpilihnya Pdt. Koyongian lalu telah membentuk kelompok dan bahkan berencana untuk berdiri sendiri sebagai MD Baru di USA. Atas kondisi yang memprihatinkan ini yang juga mengemuka di Malut, Lampung, Banten dan daerah lainnya Pdt. Hendrik Runtukhau mengajak semua elemen GPdI untuk kembali kepada citra GPdI mula-mula. Rukun dan menyala-nyala bukan untuk jabatan organisasi tapi memenangkan jiwa-jiwa untuk memajukan GPdI.
MD Jawa Barat menolak demo dan akan menindak hamba Tuhan GPdI Jabar yang terlibat
Pdt. Ferdinand Rompas Ketua MD Jawa Barat juga sharing tentang sikap MD Jabar terkait demo MT dkk di Sentra GPdI. MD Jabar telah menginstruksikan untuk menindak siapa saja Gembala Jawa Bara yang terlibat dan menegaskan himbauan agar hamba Tuhan GPdI Jawa Barat bijaksana dalam bermedsos. Yang terduga bermedsos tidak dengan bijaksana, provokatif, dan hoax, MD tidak akan segan-segan menjatuhkan sangsi sesuai ketentuan yang diatur oleh konstitusi.
info penting lainnya :
RAPAT KOORDINASI Majelis Pusat & MPR : Majelis Pusat akan mempersiapkan MUBESLUB (amandemen AD/ART)
Batasan usia calon ketua 70 tahun ?
Hal menarik lainnya adalah tanggapan Pdt. Dr. Adi Sujaka, M.Th sala seorang Ketua MP atas usul Pdt. H S Gultom untuk mengandemen syarat calon ketua di MUSDA maupun MUBES agar dipermudah dan Batasan usia maximal 70 tahun. Kalua sudah 70 tahun hamba Tuhan itu sebaiknya persiapan masuk sorga saja, sambung pak Gultom mengakhiri usulan beliau pada rancangan amandemen AD/ART. Menanggapi usulan ini Pdt. Sujaka menimpali dengan keberatan sebab menurut hemat mantan Ketua MD Jatim ini produktivitas tidak selalu berkorelasi langsung dengan usia. Di usia 100 tahun pun Abraham masih produktiv dan mendapatkan keturunan, sambung Pdt. Sujaka diiringi tawa peserta rapat saat itu.
salam sehat, kuat dalam sepakat