infokomgpdi.com, Bantul Yogyakarta
Mendengar peristiwa aksi demo sekelompok pendeta GPdI di Sentra GPdI Jakarta dalam pemberitaan media pemberitaan media massa nasional Ketua Majelis Daerah D I Yogyakarta Pdt. Zefanya Kristanto Wijayadi menyatakan rasa sesal dan prihatin pada sikap sekelompok pendemo. berikut ini pernyataan beliau;
Pandangan dan sikap saya sebagai Ketua MD DIY, atas terjadinya aksi demo kemarin oleh beberapa oknum hamba Tuhan GPdI, sbb:
1. Tidak paham dalam memahami demokrasi gerejawi
Kata “demokrasi” jangan serta merta dipahami seolah harus sama dengan dengan demokrasi di luar sana.
Demokrasi gerejawi, memiliki cara, adab dan kulturnya tersendiri.
Jika ada keberatan-keberatan tertentu, sampaikanlah dengan cara, tempat, dan waktu yang tepat.
Jika kita melihat AD/ART gereja kita, cara-cara seperti ini jelas tidak diatur.
Dan ini salah satu bentuk kemunduran berdemokrasi, tidak siap orang lain menjadi pemimpin.
2. Tindakan yang kurang bijak
Sebagai hamba Tuhan terlebih sebagai gembala jemaat (pemimpin) harusnya memberi contoh yang baik kepada jemaat. Peristiwa ini pasti menjadi sorotan, bukan saja dari para pendeta, tetapi juga dari jemaat.
Cobalah berpikir juga dari sudut pandang jemaat.
3. Itu Merugikan Diri Sendiri dan Organisasi
Sangat disayangkan beberapa hamba Tuhan tersebut mengambil pilihan tindakan seperti itu. Sesungguhnya cara demo bukan satu-satunya cara dalam penyampaian keberatan. Kenapa tidak dipikirkan cara lain yang lebih mempertimbangkan dampak berikutnya baik bagi diri sendiri maupun organisasi. Jika ada kemauan berpikir pasti bisa ditemukan cara lain yang baik untuk penyampaian sesuatu keberatan. Kita turut malu cara-cara yang tidak baik dipertontonkan di depan umum.
baca juga
Pimpinan Majelis Daerah Jawa Timur menyayangkan aksi demo sekelompok pendeta di Sentra GPdI Jakarta
4. Tidak Peka dan Tidak Arif
Beberapa hamba Tuhan (gembala jemaat) yang melakukan aksi demo kemarin, aksi itu menunjukkan adanya ketidakpekaan dan tidak arif karena dilakukan di tengah saudara-saudara kita dari muslim (khususnya yang berada di sekitaran lokasi) yang sedang menjalankan ibadah puasa. Hormatilah mereka dengan cara tidak memberikan tontonan seperti itu.
5. Memalukan
Dan peristiwa ini sangat memalukan. Tidak dewasa dalam menyikapi persoalan intern organisasi. Emosi negatif yang dikedepankan justru itu suatu tindakan yang memalukan.
Saran saya, mari kita hormati pimpinan yang sah. Kalaupun ada sesuatu keberatan, sampaikanlah dengan cara-cara yang santun dan bijak. Segala sesuatu ada cara, adab, dan kultur-nya.
Sekali lagi harus dibedakan demokrasi gerejawi dengan demokrasi di luar sana.
Mari kita doakan Ketua Umum kita, kiranya Tuhan mengaruniakan kekuatan, kesabaran dan juga kesehatan yang semakin prima.
baca juga : Ketua Umum MP memilih giat melayani ;
Ketua Umum MP Memimpin Ibadah Pembukaan Fortapnas KP4 di Manado. Pdt. Rina Weol, M.Th melayani Retret Ibu-ibu Gembala Jawa Timur di Batu.
Senada dengan Ketua MD D I Yogyakarta, Bendahara MD DIY Pdt. Tigor Yunus Sitorus juga menyayangkan peristiwa aksi demo sekelompok pendeta di Sentra GPdI Jakarta. Sikap tidak setuju beliau tercermin pada pernyataan berikut ini; ” Sikap saya berkaitan dengan aksi demo kemarin sangat memprihatinkan dan tidak etis hamba Tuhan melakukan cara seperti itu, itu sama saja mempermalukan diri sendir, keluarga, jemaat serta organisasi GPdI, yg lebih parah mempermalukan nama Tuhan. Katanya cinta GPdI tapi sikapnya justru mempermalukan GPdI. Saya berharap MP menyikapi tindakan mereka dengan arif agar tidak terkesan balas dendam. Sambil kita berdoa, Tuhan kiranya tolong.“