
Infokomgpdi.com, Swiss Bell-In Darmo Surabaya Hotel 09 Oktober 2024
Sarasehan Nasional ke 2 Pelayanan Anak Hamba Tuhan kali ini masih menggunakan tema yang sama pada Sarnas yang pertama di Manado awal tahun 2024. Seperti dilaporkan oleh Ketua Panitia Pdt. Merry Awuy Saerang, telah hadir pada acara pembukaan sore hari ini sebanyak 150 orang peserta.

Sarasehan Nasional anak-anak Hamba Tuhan ini diprogramkan mengingat kebutuhan mendesak akan kesatuan dan sinergi menghadapi tantangan zaman yang kompleks. Ketua Komisi Pusat Pelayahan Anak Hamba Tuhan GPdI Pdt. David Wurangian, M.Th menjelaskan pada sarnas di Surabaya hari ini anak Hamba Tuhan kelompok professional juga diajak bergabung untuk memperkuat kesatuan dan sinergi di antara anak-anak hamba Tuhan GPdI lainnya yang melayani sebagai wakil gembala, gembala jemaat, atau pendamping orang tua dalam penggembalaan.
Hadir pada ibadah pembukaan sore ini Ketua 1 MD Jatim Pdt. Samuel Jianto didampingi beberapa anggota MD lainnya. Bersama Bapak Ketua Umum Majelis Pusat Pdt. Dr. Johnny W Weol, M.M, M.Th juga hadir anggota MP lain seperti Pdt. Youce Poluan, M.Th Sekretaris MPR GPdI, Pdt. John Awuy Depdikjar MP, Pdt. Roni Luwuk, M.Th Departemen PWJ MP.

Peserta yang datang dari berbagai daerah di Indonesia tampak bersukacita mengikuti ibadah pembukaan yang dilaksanakan sore ini di ball room lantai 20 Hotel berbintang di pusat Kota Surabaya. Tim worship tampak mengenakan pakaian khas daerah mengiringi peserta selama sesi pujian.


Sesudah Ibadah Pembukaan acara dilanjutkan dengan sambutan Ketua Panitia, sambutan Ketua Komisi Pusat PELAHT, sambutan Ketua Umum MP dilanjutkan dengan Pembukaan Secara Resmi Sarasehan Nasional Anak Hamba Tuhan. Dilanjutkan dengan sambutan Departemen PWJ.

Berikut ini adalah petikan khotbah Bapak Ketua Umum Majelis Pusat Pdt. Dr. Johnny W Weol, M.M, M.Th pada kebaktian pembukaan sarasehan;
Bagaimana supaya GPdI menjadi ‘home sweet home’ (rumah yang nyaman) ? Cobalah renungkan kembali ilustrasi tentang perbedaan dua jenis serangga ini.
Lalat, Mencari sampah di antara bunga-bunga. Sedangkan Lebah, Cari bunga sekecil apa pun di antara sampah
Bagaimana dengan keadaan GPdI yang orang tua kalian bangun sekarang ini ? Dahulu orang tua kalian (AHT) melayani Tuhan dengan semangat ‘melayani lebih sungguh’, mengapa sekarang jadi seperti ini ?
Sekelompok orang yang disebut hamba Tuhan lebih suka/giat mencari kesalahan orang lain. Bukan menjadi seperti lebah yang mencari bunga di antara sampah, tapi sampah di antara bunga.
GPdI adalah Gereja aliran Pantekosta yang mengedepankan karya Roh Kudus. Dan buah/karya Roh Kudus yang utama/pertama adalah kasih. Masihkah hamba-hamba Tuhan hidup dalam kasih ?

1 Korintus 13:1-6 perhatikan penegasan rasul Paulus kepada jemaat dalam ayat-ayat Alkitab di atas. Kasih mengatasi segalanya. Karunia-karunia rohani menjadi tidak berguna tanpa kasih.
Anak-anak hamba Tuhan di lingkungan GPdI harus mewaspadai riak-riak non-kasih yang berpotensi meretakkan kerukunan/kesatuan yang dengan susah payah telah dibangun oleh orang tua kita.
Dalam konteks gereja aras, GPdI adalah kakak tertua dari seluruh Gereja aliran Pantekosta di Indonesia. Dalam kaitan itu, sepatutnya GPdI lebih termotivasi untuk menjadi teladan yang terbaik .
Dalam kesaksian singkat Pdt. Dr. Johnny W Weol, M.M, M.Th memahamkan peserta bahwa beliau adalah pimpinan gereja yang sangat menghormati anak-anak hamba Tuhan. Enam periode telah memimpin MD DKI belum ada cerita pelayanan penggembalaan direbut dari keluarga (keturunan) Gembala. Sejauh memenuhi syarat yang diatur oleh organisasi, estafet pelayanan penggembalaan harus beralih kepada keluarga hamba Tuhan.
Bapak Ketua Umum melanjutkan khotbahnya dengan ajakan agar anak-anak hamba Tuhan yang hari ini melanjutkan pelayanan orang tua, lanjutkan dengan tujuan mencari lebih banyak jiwa untuk diselamatkan.
2 Timotius 3:1-9
Selain perang dan gempa bumi, tanda lain yang menonjol di akhir zaman adalah karakter jahat manusia. Hamba uang, fitnah demi uang, halalkan segala cara demi uang, suka menjelekkan orang lain, lebih menuruti hawa nafsu, secara lahiriah mereka beribadah tapi memungkiri diri sendiri. Anak-anak hamba Tuhan kiranya menjauhkan diri dari segala kejahatan dunia. Jauhilah mereka itu
Kepada Pewaris-pewaris GPdI di sarasehan hari ini menyebut; Wadah berhimpun anak-anak hamba Tuhan yang mungkin tak dijumpai pada organisasi gereja yang lain.
Pak Ketum berharap agar peserta sarasehan dapat memberikan edukasi kepada teman-teman yang salah jalan. Setidak-tidaknya tidak terikat dengan mereka yang menciptakan riak-riak gangguan. Bapak Ketua Umum menaruh harapan besar kepada kaum milenial GPdI untuk mengembangkan pelayanan GPdI di masa mendatang.

Sampai dengan Jumat, 11 Oktober 2024 Sarasehan ini akan berlangsung . Peserta yang oleh Ketua Umum disebut Pewaris-pewaris GPdI akan dibekali, diperlengkapi untuk lebih Bersatu, bersinergi dan bertumbuh Bersama dalam pelayan. Sejumlah nara sumber yang berkompeten dibidangnya telah disiapkan untuk berbagi. Kita doakan