
infokomgpdi.com, 1 November 2025
Setelah sekian saat berselang suasana ‘sepi’, beberapa pekan terakhir ini DK kembali meramaikan medsos dengan ciutannya yang sama. Mungkin sebab maksud dan tujuan yang belum tercapai pria yang pernah ikut berunjuk rasa di Sentra GPdI Sunter Jakarta ini berkicau kembali dengan isu yang sama.
Infokomgpdi.com merasa perlu melakukan semacam klarifikasi sehubungan dengan kicauan DK yang menyeret-nyeret nama pimpinan GPdI. Dua hal setidaknya menjadi alasan infokom GPdI perlu melakukannya; pertama, sebab fungsi infokom itu sendiri dan kedua, mengingat pengaruh medsos terhadap gereja – dalam hal ini GPdI. Sangatlah logis jika beberapa insan warga GPdI mengkhawatirkan ulah DK berpontensi dampak negative terhadap image GPdI.
Berikut ini adalah beberapa poin klarifikasi sesudah infokomgpdi melakukan penelusuran untuk mendapatkan data – informasi berdasar data. Dari beberapa data yang bisa dikonfirmasikan kepada sumber infokomgpdi.com patut menduga semua kicauan DK hanyalah fake alias palsu.
DK TIDAK TAU MASALAH. DIA HANYA BERMODALKAN TUDUHAN/FITNAH DW TERKAIT PERISTIWA DI SAMARINDA
Hal ini disampaikan oleh Deolipa Yumara, SH Kuasa Hukum Nasrani Sarah Laurens kepada infokomgpdi.com sebagai logika hukum. Bang Yumara yang juga anggota Stafsus Bidang Hukum Majelis Pusat GPdI menegaskan; DK sebenarnya tidak tahu masalah, tidak terkait masalah. Modal dia hanya ‘cerita DW’ yang diduga hanyalah fitnah dan sedang dalam proses hukum. Untuk melengkapi dan menegaskan logika hukum yang disampaikan mantan pengacara Brigadir Eliezer dalam kasus Sambo ini, infokomgpdi kemudian menghubungi Bu Lala (Nasrani Sarah Laurens) by phone untuk mendengar langsung keterangannya. Mantan Bendahara Majelis Wilayah GPdI Samarinda yang sekarang berbahagia dengan sang suami Pdt. Jahja ini menyampaikan kepada infokomgpdi bahwa DW memang mitra usaha pada waktu itu. Namun kemitraan itu berujung tidak baik karena sakit hati DW. Tuduhan DW sama sekali tidak benar. Kelambatan penanganan di POLDA Sulut seharusnya menjadi petunjuk bagi pihak-pihak terkait untuk berhenti melelahkan diri. Mereka tidak bisa membuktikan tuduhan. Artinya mereka telah melakukan fitnah. Bu Lala menginfokan bahwa pihaknya telah mensomasi pihak-pihak yang diduga telah melakukan perbuatan melawan hukum pencemaran nama baik.
TIDAK ADA ABORSI. HANYA ADA TUDUHAN/FITNAH KEJI
Isu perselingkuhan dan bahkan tuduhan aborsi hasil hubungan gelap itu fitnah keji yang tidak akan pernah bisa dibuktikan. Pungkas bu Lala dengan emosi dan intonasi suara lebih tenang. Sekarang sudah lebih tenag dibandingkan dengan sebelumnya yang dipengaruhi oleh kemarahan.
Seorang pimpinan GPdI di Kalimantan Timur disebut oleh Bu Lala telah bertemu langsung dengan dokter yang disebut-sebut dalam keterangan palsu DW dan menyarankan infokomgpdi menghubunginya. Sesuai dengan keyakinan Bu Lala, sala seorang anggota MD Kaltim periode ini memberikan keterangan kepada infokomgpdi bahwa dokter menduga orang-orang yang pernah mendatanginya di samarinda telah memplesetkan fakta. Foto rontgen itu benar dari kliniknya. Tapi itu tidak membuktikan apa-apa selain bahwa rontgen itu dari kliniknya. Rontgen itu milik pasien atas nama siapa sama sekali tidak bisa dibuktikan hanya oleh foto rontgen. Pak TY juga menambahkan bahwa ketika perkara ini diadukan ke MD Kaltim, TY yang juga anggota Komnas Perlindungan Anak Kalimantan Timur mengajak DW untuk melanjutkan kasus ini jika perkara ini benar. Pada waktu itu DW menolak dengan alasan yang tidak jelas.
DARI KEPALSUAN KEPADA KEPALSUAN DK
Yang terbilang baru dalam ciutan’fake DK adalah katanya; waktu ada acara gathering hamba-hamba Tuhan GPdI DKI barusan ini ada hamba Tuhan senior yang ngobrol dengan pimpinan GPdI dan memberikan pengakuan dosa dengan menangis tersedu-sedu. Hal ini telah disanggah oleh pimpinan seperti terlihat pada screenshoot percakapan whatsapp yang beredar. DK rupanya belum lelah bermain palsu. Bahkan pendeta yang disebut oleh DK sudah memberikan klarifikasi, tidak benar pernyataannya seperti yang dinarasikan kalaos. Beliau adalah rekan Pdt. Yoppi Mawikere dari NTT yang datang menemui pak Ketum di sela-sela acara.
KALAU PALSU KENAPA TIDAK DIPOLISIKAN ?
Sesuai dengan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, mengampuni. Seperti telah diketahui oleh banyak rekan, tidak sedikit pihak (insan GPdI) yang merasa gusar dengan ulah DK dan bermaksud memberinya efek jera. Namun tiap kali dikonsulkan dengan pimpinan gereja kita beliau lebih memilih sikap ‘nanti Tuhan yang berurusan dengan dia’.
Berbagai dugaan terkait motif, dukungan (mengapa kucing berlagak singa), dan strategi pun bermunculan. Ada yang bilang pasti didukung suatu kelompok. Dengan tujuan politis jelang 2027. Bang Yumara bahkan menduga tujuan ‘fulus’. Tentu saja sebab dugaan DK lagi ‘coba-coba’ tanpa bukti.
Semoga pembaca dapat lebih mengerti
